Jumat, 21 November 2014

BI : Suku Bunga Naik Anti Sipasi Inflasi Akibat Kenaikan BBM

"Langkah ini (menaikkan BI rate) menegaskan kembali bahwa kami menempuh kebijakan moneter bias ketat, sebagai langkah pre-emptive untuk memitigasi dampak lanjutan naiknya harga BBM pada tekanan inflasi ke depan," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat acara Bankers Dinner di Jakarta, Kamis (20/11) malam.


Jakarta, Aktual.co — Bank Indonesia (BI) menegaskan kebijakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 7,75 persen adalah untuk memitigasi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi.

"Langkah ini (menaikkan BI rate) menegaskan kembali bahwa kami menempuh kebijakan moneter bias ketat, sebagai langkah pre-emptive untuk memitigasi dampak lanjutan naiknya harga BBM pada tekanan inflasi ke depan," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat acara Bankers Dinner di Jakarta, Kamis (20/11) malam.

Agus menuturkan, pihaknya ingin memastikan bahwa tekanan inflasi akibat kenaikan harga BBM hanya bersifat sementara, dan laju inflasi serta perkiraannya ke depan tetap terjangkar pada kisaran tiga-lima persen.

Bank Indonesia meyakini, dengan inflasi dan perkiraannya yang terjangkar pada laju yang rendah, tabungan riil dan daya beli masyarakat tidak akan tergerus, sehingga menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan laju pengentasa kemiskinan yang lebih kuat ke depan.

"Kebijakan moneter yang kami tempuh adalah juga untuk memastikan bahwa defisit neraca transaksi berjalan yang sudah berlangsung selama tiga tahun, tetap terkendal di sekitar 2,5-tiga persen dari PDB dan tidak membesar," kata Agus.

Menurut Agus, defisit neraca transaksi berjalan yang terkendali sangatlah penting untuk memastikan perekonomian nasional dapat tumbuh kuat dan berimbang, serta penciptaan lapangan kerja dapat terus berlanjut.

Lebih dari itu, lanjut Agus, BI juga ingin memastikan kepercayaan investor tentang keseluruhan konsistensi dan kualitas pengelolaan kebijakan ekonomi makro Indonesia, tetap kuat ditengah semakin dekatnya peningkatan suku bunga global ke depan.

"Memelihara kepercayaan investor ini penting, agar likuiditas global yang mengalir ke pasar saham dan obligasi kita, terutama obligasi negara, dapat tetap tinggi. Ini pada gilirannya akan mengurangi beban pembiayaan pembangunan melalui Surat Berharga Negara," ujar Agus.

Agus menambahkan, langkah moneter yang telah ditempuh pihaknya, selanjutnya akan diikuti dengan penguatan jalinan koordinasi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).


Sumber : 
http://www.aktual.co/ekonomibisnis/bi-suku-bunga-naik-antisipasi-inflasi-akibat-penaikan-bbm